Kamis, 12 Desember 2019

FLOWCHART MEDIA PEMBELAJARAN



Nama              : Marita Cahya P
Semester         : V-A / 3
NIM                : K7117136
 FLOWCHART MEDIA PEMBELAJARAN







STORYBOARD RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SD MENGGUNAKAN POWERPOINT


STORYBOARD RANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SD MENGGUNAKAN POWERPOINT
DISUSUN OLEH : MARITA CAHYA PURNAMA

Tema               : 1. Organ Gerak Hewan dan Manusia
Sub Tema        : 1. Organ Gerak Hewan
Pembelajaran   : 2
Kelas / Semester: V / 1
KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Bahasa Indonesia :
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1


Menentukan pokok pikiran dalam teks lisan dan tulis.

1.
Menemukan pokok pikiran dalam teks tulis. (C4)

IPA :
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1
Menjelaskan alat gerak dan fungsinya pada hewan dan manusia serta cara memelihara kesehatan alat gerak manusia.

1.

2.

3.
Mengidentifikasi hewan vertebrata (C1)

Membedakan alat gerak aktif dan pasif (C2)

Mengklasifikasi hewan berdarah dingin dan panas (C3)

SBDP :
Kompetensi Dasar
Indikator Pencapaian Kompetensi
3.1
Memahami gambar cerita.

1.
2.
Menjelaskan pengertian gambar cerita. (C2)
Menata rangkaian gambar cerita. (A4)

STORYBOARD TEMATIK
NO
GAMBAR
KETERANGAN
1

Pada awal tampilan, terdapat halaman
pembuka selamat datang di media pembelajaran , dengan efek ceria, menampilkan seorang anak laki-laki hendak berangkat sekolah. Terdapat tombol mulai di kanan bawah dan tombol keluar dikiri bawah
2

Masih dengan background dan tombol yang sama namun terdapat menu tambahan pada slide ini yang terdiri atas pustaka, latihan dan belajar
3

Pada slide ini ditampilkan menu kompetensi, materi dan simulasi serta pengenalan materi organ gerak hewan di pojok kanan atas
4

Selanjutnya disajikan kompetensi inti, kompetensi dasar, indikator, dan tujuan yang mana merupakan isi dari slide kompetensi
5

Slide ke-5 berisi tentang flowchart atau peta konsep/materi yang akan di bahas. Pada slide ini juga mulai terdapat tombol home untuk kembali ke layar utama, tombol awal akhir serta pre dan next
6

Slide ini membahas tentang apersepsi dengan media gambar visual dua kawanan hewan yang sedang berjalan.
7

Slide ke-7 s.d 9 merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia, dimana di dalamnya memuat sebuah teks bacaan organ gerak manusia dan hewan
8

Slide ke-10 s.d 13 merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran IPA, dimana di dalamnya memuat tanya jawab macam-macam alat gerak pada makhluk hidup
9

Slide ke- 14 merupakan kegiatan pembelajaran SBdP,dimana di dalamnya dimuat materi tentang rangkaian gambar cerita dan siswa berperan untuk mengurutkan sesuai nomor yang tepat agar menjadi cerita yang padu
10

Slide ke 15 berisi games dengan bantuan hyperlink ke audio tentang lagu gerak hewan, teknisnya siswa yang terdiri dari 4 kelompok diberi tantangan untuk memperagakan instruksi pada lagu tentang gerak hewan dan guru memberikan apresiasi pada setiap kelompok yang berhasil memperagakan dengan baik
11

Pada slide ini isinya tentang menu mari berlatih evaluasi/latihan yang terdiri atas soal pilihan ganda dan tebak soal. Pada slide ini tombol home, awal akhir, serta pre next sudah tidak muncul
12

Dari slide ke-17 s.d 21 ini berisi tentang latihan soal pilihan ganda yang terdiri atas 5 soal dengan 1 jawaban benar tiap soal. Jika siswa menjawab benar maka sisa akan dibawa ke nomor soal berikutnya namun jika salah menjawab tidak dapat melanjutkan ke soal berikutnya dan harus diulangi dari slide awal. Pada slide ini juga terdapat tombol home di pojok kanan atas, serta pre next untuk beranjak ke soal berikutnya
13

Slide ini merupakan bentuk apresiasi karena siswa mampu menjawab benar semua soal pilihan ganda. Di desain dengan tampilan yang sederhana namun terdapat animasi yang menggembirakan peserta didik. Pada slide ini terdapat tombol yang masih sama dengan slide soal pilihan ganda
14

Slide ke-23 s.d 24 merupakan kuis tebak gambar yang berkaitan dengan materi organ gerak hewan. Perbedaan dengan slide sebelumnya yaitu pada slide ini terdapat tampilan tombol seperti pada slide ke-5 s.d 15
15

Slide ini merupakan bentuk apresiasi karena siswa mampu menjawab benar semua kuis tebak gambar
16

Slide ini berupa ucapan terima kasih dan sekaligus sebagai slide penutup media pembelajaran yang ditampilkan
17

Slide ke-27 ini sebenarnya merupakan slide terakhir dalam ppt namun tidak ditampilkan pada bagian akhir pembelajaran karena merupakan slide yang ter-hyperlink dengan slide soal pilihan ganda jika siswa menjawab salah maka akan muncul slide ini



Longitudinal Impacts of Home Computer Use in Early Years on Children’s Social and Behavioral Development


Marita Cahya Purnama/ K7117136/ 3
Longitudinal Impacts of Home Computer Use in Early Years on Children’s Social and
Behavioral Development
Analisis Artikel Dampak Penggunaan Komputer Rumah/ Internet Pada Awal Perkembangan Sosial dan Perilaku Anak-Anak Berdasarkan Metode Longitudinal

Penelitian ini mengungkapkan efek media kompter di rumah/ penggunaan internet di usia pra sekolah-SD dan hubungannya dengan perkembangan sosial dan perilaku anak seperti pengaturan diri, perilaku anti-sosial dan perilaku pro-sosial.  Subjek penelitian terdiri dari 2000 anak di Indonesia mulai usia 3-11 tahun. Longitudinal sebagai metode penelitian, analisis data menggunakan regresi linier hirarkis dan analisis jalur. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa wawancara dan kuisioner untuk orang tua, kuisioner siswa, penilaian guru terhadap murid, standar penilaian, dan skor penilaian nasional untuk setiap tahapan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan internet khususnya untuk bermain game oleh anak-anak berdampak negatif pada perilaku pro-sosial anak, seperti bertindak agresif dan peka terhadap perilaku kekerasan.
Pada bagian pendahuluan peneliti memaparkan kontroversi antara pro dan kontra penggunaan internet pada anak usia pra sekolah-sekolah dasar. Didukung berbagai jurnal, peneliti mengemukakan perspektif teoretis tentang penggunan internet dengan perkembangan sosial dan perilaku lebih banyak bernilai positif, seperti dengan adanya TIK anak bisa belajar konstruktivis. Namun pada  penggunaan TIK dan hubungan interpersonal, lebih banyak efek negatif seperti mengurangi interaksi bertatap muka dengan keluarga dan menimbulkan depresi. Dalam pembahasan disajikan 13 tabel yang saling berkaitan yang intinya membahas penilaian sosial dan perilaku anak seperti skor hiperaktif, skor pengaturan diri, dan perilaku anti sosial pada fase perkembangan anak. Anak-anak yang lebih banyak menggunakan internet secara rekreatif dari pada sisi edukatifnya. Game online lebih banyak berkonotasi negatif tentu menimbulkan dampak yang tidak baik terhadap perkembangan sosial dan perilakunya anak. Penggunaan internet pada anak usia pra sekolah-sekolah dasar efeknya timbul berkelanjutan sering perkembangan sosial dan perilaku anak. Berbagai efek longitudinal yang muncul diantaranya pada aspek gender anak/siswa, status sosial ekonomi keluarga, dan tingkat pendidikan ibu. Dari penelitian tersebut diperoleh kesimpulan bahwa pengaturan diri yang tinggi dan pro-sosial/ tidak hiperaktif muncul pada anak perempuan, tingkat pendidikan ibu yang tinggi dan anak yang skornya tinggi di awal tahun. Sementara pengaturan diri yang rendah dan hiperaktif muncul pada anak laki-laki yang biasa bermain game online, anak yang padamasa pra sekolah memiliki masalah keluarga, dan anak dari keluarga miskin
Peneliti tidak dapat menyatakan dengan jelas mengapa dan bagaimana bermain game online dapat menyebabkan penurunan sosial / perilaku anak-anak. Peneliti hanya mengutip suatu pernyataan bahwa game yang mengandung agresif menjadikan anak tidak peka terhadap kesulitan orang lain disekitarnya. Namun demikian peneliti sudah dengan cermat dan lengkap dalam usahanya memaparkan tabel meski masih sulit dipahami. Sebaiknya dipenelitian selanjutnya peneliti dapat menjawab pertanyaan dengan jelas sehingga tujuan penelitian tercapai.
Artikel ini membahas tentang internet dan dampak penggunaannya pada anak-anak. Artikel semacam ini penting untuk dibaca sebagai referensi orang tua dan guru mengingat dunia pendidikan kini memanga terikat dengan teknologi seperti internet.  


Pentingnya Teknologi Informasi dalam Pembelajaran


Nama               : Marita Cahya Purnama
NIM                : K7117136
Kelas               : 5A
Pentingnya Teknologi Informasi dalam Pembelajaran

Dunia pendidikan saat ini harus menyertakan teknologi informasi dalam pembelajarannya. Pada dasarnya, teknologi muncul guna mempermudah manusia dalam melakukan segala aktifitas. Jadi, sangat sulit di era digital ini manusia menjauhi teknologi. Sedangkan informasi dapat diartikan sebagai berita yang penting untuk disampaikan kepada orang lain. Jika kedua istilah itu digabungkan, maka terbentuklah istilah baru yang disebut teknologi informasi. Maknanya, suatu hal yang dapat memudahkan penyampaian informasi menggunakan sebuah perangkat mesin seperti komputer guna mengolah data. Hubungannya dengan pembelajaran, teknologi informasi sangat penting dalam menunjang kegiatan belajar mengajar.
Teknologi informasi dapat menjadi sumber pembelajaran. Manusia belajar dari segala yang ada di lingkungannya, dengan berjuta-juta ilmu pengetahuan yang ada di dunia ini tidak menutup kemungkinan sesorang memerlukan sebuah teknologi dalam menjelajahinya. Sebut saja internet yang mana merupakan hasil rekayasa manusia yang paling menakjubkan dalam era ini. Internet adalah sumber pengetahuan terlengkap dari seluruh belahan dunia, termurah, dan teraktual.
Teknologi informasi juga berfungsi sebagai sarana dalam pembelajaran. Komputer merupakan wujud teknologi informasi yang membantu siswa dalam mengolah data, seperti membuat tulisan pada microfosoft word dan mengolah angka pada microsoft exel, juga belajar desain menggunakan corel draw. Semua itu dapat menjadi ladang bagi siswa dalam menyalurkan gagasan dan kreatifitasnya.
Tidak hanya sampai di situ, pembelajaran jarak jauh juga kini bisa dilaksanakan dengan bantuan teknologi informasi, seperti halnya e-learning. Pembelajaran berbasis e-learning memiliki banyak kelebihan meski masih ada sisi kelemahannya. Kelebihannya, dengan e-learning jarak bukanlah sebuah hambatan bagi guru dalam memberikan ilmunya kepada murid. Hal ini tentu lebih praktis dan efisien waktu yang diperlukan dalam suatu pembelajaran. Dan lagi, siswa akan lebih fleksibel karena dapat mengaksesnya dimana saja dan kapan saja. E-learning dengan segala praktisnya, tidak mampu menggantikan peran guru sebagai pendidik. Maksudnya, tugas utama guru untuk membentuk karater siswa, memberikan motivasi, dan menjadi figur yang patut dicontoh tidak muncul dalam pembelajaran jarak jauh. Hal ini merupakan PR bagi para pengembang teknologi untuk dapat mencari solusi kelemahan tersebut. Meski demikian, teknologi informasi dalam dunia pendidikan sangat penting.

“Pendidikan STEM Solusi Pendidikan Abad 21 Era Revolusi Industri 4.0”



“Pendidikan STEM Solusi Pendidikan Abad 21 Era Revolusi Industri 4.0”

Revolusi industri di dunia ini sudah berada pada tahap ke 4.0 dimana segalanya berfokus pada digital cyber yang berarti internet untuk semuanya. Manusia dihadapkan pada kenyataan dunia global dimana semuanya berubah menjadi lebih meningkat dari segi kualitasnya termasuk profesional sumber daya manusianya.
Hubungannya dengan dunia pendidikan yaitu dituntutnya tercipta manusia yang kreatif, dapat bekerja sama, berpikir kritis, dan ahli berkomunikasi. Hal ini mengandung maksud agar bangsa Indonesia khususnya generasi penerus bangsa dapat bersaing di kancah global baik dalam kehidupan dan dunia kerjanya. Untuk itu diperlukan seperangkat kerangka yang dapat menangani pendidikan di abad 21 ini. Kemendikbud menuntut pembelajaran abad 21 yang bercirikan berpikir kritis dalam pemecahan masalah, kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama, kratif dan inovatif, literasi TIK yang dipadatkan menjadi 4C, yaitu Comunication, Collaboration, Critical thinking and problem solving, Creativity and inovation.
Kemampuan yang tidak kalah pentingnya adalah keterampilan berfikir tingkat tinggi yang di dalamnya termasuk transfer of knowledge, problem solving, critical and creative thinnking. Dalam melakukan transfer of knowledge, guru harus menekankan 3 aspek keterampilan berpikir, yaitu kognitif (pengetahuan) , afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan). Sedangkan kemampuan pemecahan masalah siswa harusnya bertahap, dari merumuskan masalah hingga mengevaluasinya.
Salah satu strategi yang ditawarkan dalam dunia pendidikan dalam menangani situasi tersebut adalah dengan pendidikan STEM. Karena berbasis pada pemecahan masalah sehingga pendidikan STEM sesuai dengan keterampilan abad 21. Namun yang menjadi fokus pendidikan STEM adalah Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika yang semuanya dikemas dalam suatu basic pendidikan terintegrasi guna mengembangkan kreativitas siswa. Terdapat 3 buah pendekatan STEM yang dapat dipraktekkan oleh guru profesional, seperti pendekatan silo (pengetahuan matematika dan teknologi terpisah), pendekatan tertanam (teknologi dan matematika di dalam pengetahuan), pendekatan terpadu (ketiganya saling berkaitan). Literasi informasi berbasis STEM dan life based learning merupakan salah satu strategi yang dibutuhkan pembelajaran abad 21. Sehingga pendidikan STEM dapat memenuhi keterampilan abad 21.

Implikasi Teori-Teori Psikologi dalam Pembelajaran


Marita Cahya Purnama/ K7117136/3

Implikasi Teori-Teori Psikologi dalam Pembelajaran

Pendekatan psikodinamika lebih terfokus pada alam bawah sadar. Dalam pembelajaran akan berhubungan pada pengembangan perasaaan dan hasrat pada siswa. Sigmund Freud mengemukakan individu berkembang dalam tahap psikoseksual. Penerapannya dalam pembelajaran adalah dengan memberikan kebebasan pada siswa dalam mengekspresikan kreasinya pada pembelajaran seni. Erik Erikson mengatakan bahwa individu berkembang dalam tahap psikososial dengan faktor ego. Siswa SD berada pada tahap kerajinan dan rendah diri dalam perkembangan ego manusia. Penerapannya dalam pembelajaran yaitu dengan membiarkan siswa mengeksplorasi bakatnya dan dukunglah setiap perkembangan berfikirnya.
Teori behavior & sosial kognitif mengembangkan siswa menjadi makhluk sosial. Bagi Skinner perkembangan adalah perilaku. Untuk menjadikan siswa memunculkan sisi positifnya maka diperlukan penguatan seperti motivasi. Penerapannya dalam pembelajaran adalah dengan guru rajin memberikan reward kepada siswa yang aktif, sehingga siswa akan terus termotivasi untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Menurut Albert Bandura cara anak belajar melalui pengamatan dengan mengamati apa yang dilakukan orang lain. Faktor kunci dalam memahami bagaimana individu belajar dengan mengintegrasikan ketiga aspek (perilaku lingkungan kognitif) tersebut. Penerapannya dalam pembelajaran adalah dengan mendemonstrasikan suatu materi sehingga siswa dengan mudah memahami.
Teori Humanistik merupakan teori memanusiakan manusia. Carl Rogers, mengungkapkan kecenderungan manusia mengaktualisasikan diri, pengembangan konsep diri yang terpenting harga diri. Penghargaan positif dari orang tua merupakan faktor utama pembentukan harga diri. Manusia seharusnya individual dan berusaha keras. Penerapannya dengan inkuiri sehingga siswa akan belajar menemukan makna sendiri. Abraham Maslow mengembangkan teori kebutuhan dimana seseorang akan ingin berbeda dari yang lainnya. Penerapannya dalam pembelajaran adalah dengan memfasilitasi siswa belajar dan siswa akan lebih aktif. Charlotte Buhler, menurutnya tujuan nyata dari manusia adalah pemenuhan kebutuhan yang dapat mereka capai dengan pencapaian atau prestasi dalam diri mereka dan dunia. Teoi ini mendukung kreativitas, peran aktif manusia melalui insiatif sendiri dalam memenuhi tujuan. Penerapannya dalam pembelajaran bisa dengan menerapkan diskusi untuk memecahkan masalah.
Teori kognitif psikologi  mengembangkan pengetahuan siswa. Teori ini melatih siswa berfikir logis dan berperilaku baik. Piaget menganjurkan bahwa belajar dengan menemukan sendiri. Tahap operasional konkret saat anak SD anak sudah cukup matang menggunakan logika hanya untuk objek yang ada saat ini. Mereka belum dapat berpikir hanya dengan lambang-lambang. Penerapannya dalam pembelajaran adalah dengan menggunakan media pembelajaran yang konkret. Menurut Vygotsy kerja kelompok adalah hal yang baik. Dia lebih menekankan bahwa dibutuhkan figur lain yang pantas menjadi panutan anak seperti orang tua dan teman sebayanya. Anak belajar dari orang lain lebih baik daripada belajar lewat penemuan (discovery learn). Sehingga penerapannya dalam pembelajaran dengan lebih banyak menggunakan pembelajaran berkelompok.

Multiple Intelligence dan Hubungannya dengan Pembelajaran


Marita Cahya Purnama/ K7117136/ 3
Multiple Intelligence dan Hubungannya dengan Pembelajaran

Teori kecerdasan ganda atau yang lebih terkenal Multiple Intellegence merupakan gagasan teori dari seorang Hogward Gardner. Menurut Gaerdner, setiap orang memiliki berbagai jenis kecerdasan. Saat ini, teori kecerdasan ganda Gardner telah berkembang bahkan mencapai 12 jenis kecerdasan. Kali ini akan dipaparkan 9 jenis kecerdasan Gardner. Berikut adalah jenis-jenis kecerdasan menurut Gardner:
1) Kecerdasan Visual-Spasial, merupakan suatu jenis kecerdasan dengan kepandaian menafsirkan gambar serta mengenali pola.
2) Kecerdasan Logis-Matematis, merupakan suatu jenis kecerdasan dengan kepandaian memecahkan masalah perhitungan.
3) Kecerdasan Linguistik-Verbal, merupakan suatu jenis kecerdasan dengan kepandaian berorasi seperti berpidato atau berdebat.
4) Kecerdasan Musikal, merupakan suatu jenis kecerdasan dengan kepandaian mengingat lagu dan melodi.
5) Kecerdasan Kinestetik-Tubuh, merupakan jenis kecerdasan dengan kepandaian menggerakan tubuh seperti dalam berolahraga dan menari. Orang yang memiliki kecerdasan semacam ini cenderung lemah pendengaran atau penglihatan namun lebih dalam mengingat dengan melakukan.
6) Kecerdasan Interpersonal, merupakan jenis kecerdasan dengan bagus dalam menyelesaikan konflik kelompok. Orang yang memiliki kecerdasan ini cenderung lebih mudah memahami orang lain sehingga pandai bergaul.
7) Kecerdasan Intrapersonal, merupakan jenis kecerdasan dengan kepandaian menganalisis kelemahan dana kekuatan diri sendiri, mudah mengintropeksi diri, dan mawas diri.
8) Kecerdasan Naturalis, merupakan jenis kecerdasan dengan kemampuan beberapa produk alami tumbuhan juga hewan. Orang dengan kecerdasan ini akan menjaga lingkungan alamnya dengan baik.
9) Kecerdasan Eksistensial, merupakan jenis kecerdasan dengan kepekaan yang tinggi dalam menangani pertanyaan mendalam terkait keberadaan manusia. Misalnya tentang makna hidup, bagaimana manusia hidup dan mati, dsb.
Dari paparan tersebut, dapat diambil makna bahwa manusia terlahir dengan jenis kecerdasan yang beragam. Hubungannya dengan tugas guru dalam pembelajaran tentunya guru harus menyadari bahwa peserta didiknya pun memiliki karakter serta kecerdasan yang berbeda-beda. Mungkin di satu sisi  ada siswa yang lebih dalam hal kecerdasan visualnya, di sisi lain dia memiliki kelemahan di kecerdasan kinestetiknya. Pada siswa yang lain kemungkinan sama dan ada pula yang berbeda. Untuk itu, guru hendaknya mampu mengenali kecerdasan masing-masing siswanya serta sebaiknya guru memiliki keahlian dalam memvariasikan model hingga media mempelajaran yang mana sebagai jembatan tersendiri bagi siswa dalam menangkap bekal ilmu pengetahuan yang diberikan.